لولا المربي ماعرفت ربي
“… Jika buka karena guru, maka Aku tidak mengenal Tuhanku”
Syair dalam Bahasa Arab tersebut memiliki makna yang sangat dalam. Benar memang, tanpa adanya seorang guru, maka kita tidak akan bisa sampai pada Tuhan. Tanpa guru, maka kita akan tanpa ilmu. Tanpa ilmu, kita tidak bisa beribadah dan melalukan banyak pekerjaan. Oleh sebab itu, keberadaan guru sangatlah terhormat.
Di Indonesia sendiri, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Euforianya nyata terasa di seluruh penjuru negeri. Semua siswa berbondong-bondong menyiapkan hadiah dan kejutan-kejutan untuk Bapak dan Ibu guru mereka. Setiap sekolah melaksanakan apel sebagai bukti penghormatan atas dedikasi Bapak dan Ibu Guru.
Namun, sejatinya peringatan Hari Guru bukan hanya soal kejutan dan upacara perayaan saja. Lebih dari itu, Hari Guru seyogyanya menjadi sebuah momen yang akan membangkitkan semangat Bapak dan Ibu Guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Guru dalam Bahasa Jawa merupakan kependekan dari Digugu dan Ditiru yang mana berarti guru itu harus bisa memberi contoh yang baik dan ditiru oleh murid-muridnya. Begitu juga dengan para siswa, peringatan Hari Guru seharusnya juga menjadi pengingat bagi mereka untuk lebih menghormati guru dan menghargai setiap pembelajaran yang ada.
Selamat Hari Guru untuk semua Bapak dan Ibu Guru di mana pun berada. Teruslah semangat, jasa-jasa Bapak dan Ibu Guru akan terkenang selamanya.