Penulis: Tim Guru Bimbingan dan Konseling MTs Darul Falah)*
Bullying atau perundungan merupakan kasus yang saat ini banyak terjadi di sekolah dari berbagai jenjang pendidikan. Lalu, apa sih bullying itu? Bullying sendiri merupakan sebuah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun melalui psikologis korbannya, sehingga korban tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Hal tersebut dapat menurunkan semangat belajar dan prestasi akademiknya.
Tentunya, terjadinya bullying di lingkungan sekolah bukan tanpa sebab. Beberapa penyebab terjadinya perundungan pada anak Menurut Ariesto (2009) antara lain karena keluarga yang bermasalah, pihak sekolah yang mengabaikan terjadinya tindakan perundungan terhadap siswa, faktor kelompok teman sebaya, kondisi lingkungan sosial yang kurang baik bagi anak, serta tayangan televisi dan media sosial yang kurang mendidik untuk ditonton.
Tanpa kita sadari, dampak bullying bagi korban sangatlah berbahaya. Beberapa contoh dampak yang terjadi antara lain murid akan mengalami depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian, terjadinya perubahan pada pola tidur dan pola makan, berkurangnya keterikatan terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, masalah kesehatan, hingga menurunnya prestasi akademik. Untuk pelaku bullying, dampaknya bisa sampai pada kriminalitas. Hal ini sangat merugikan, bukan?
Melihat dampak yang diakibatkan karena tindakan bullying sangat berbahaya, maka sebagai orang tua maupun guru di sekolah harus dapat mengatasi dan melakukan pencegahan terhadap tindakan tersebut. Beberapa tindakan untuk mengatasi bullying atau perundungan di sekolah, meliputi:
- Deteksi tindakan bullying sejak dini. Sebagai seorang guru, harus memiliki kepekaan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa, Segera hapus bibit bullying sedini mungkin.
- Memberikan sosialisasi terkait bullying. Melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah seperti guru, siswa, pegawai tata usaha, satpam, bahkan tenaga kebersihan juga perlu diedukasi tentang hal ini. Jika semua orang memahami bentuk-bentuk perundungan dan dampak yang ditimbulkan bagi korbannya, maka akan lebih mudah untuk meminimalisir potensi bullying di sekolah.
- Memberikan dukungan pada korban. Sebagai seorang guru harus bisa memberikan bantuan dan memberikan dukungan kepada korban bullying agar merasa aman kembali.
- Membuat peraturan yang tegas. Perlu bagi guru dan juga sekolah membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Dengan demikian, semua orang akan tahu konsekuensi yang didapat ketika terjadi perundungan.
- Memberikan teladan atau contoh yang baik. Sebagai guru harus sangat berhati–hati dalam bertindak maupun bertutur kata. Jangan sampai suka memberikan contoh perilaku kurang mendidik yang dapat ditiru oleh siswa.
- Mengedukasi siswa untuk melawan bullying. Bentuk perlawanan terhadap tindakan perundungan tidak harus dengan cara kekerasan atau melakukan hal yang sama dengan pelaku. Salah satu caranya adalah dengan berani melaporkan tindakan bullying kepada gurunya.
- Membantu pelaku menghentikan perilaku buruknya. Seorang guru hendaknya wajib membantu pelaku bullying untuk menghentikan perilaku buruknya. Selain korban, pelaku juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan bullying lagi. Ajarkan pada siswa untuk bersimpati dan berempati pada orang lain.
Bullying merusak masa depan. Mari sama-sama cegah terjadinya tindakan perundungan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa.
*Diki Bagus Pradana, S.Sos., Leliyensen Oktavianingsih, S.Sos., dan Monica, S.Sos.