Rabiulawal menjadi bulan yang istimewa bagi umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama. Pada bulan tersebut para santri dan masyarakat NU menggelar peringatan kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW melalui berbagai bentuk. Berbagai tradisi budaya Indonesia juga banyak yang berakulturasi dengan peringatan Maulid menambah khidmah dan bermaknanya momen spesial tersebut. Semua bentuk peringatan tersebut merupakan bagian dari cara muhasabah diri, muhasabah cinta kita kepada Rasulullah.
Berbagai macam kegiatan yang terlaksana dengan massa yang banyak hingga ratusan ribu orang sudah biasa terlaksana. Walaupun kini kasus Covid-19 semakin melandai, budaya komunal warga NU di era pandemi harus tetap terlaksana dengan penerapan protokol kesehatan. Bahkan untuk mengurangi resiko merebaknya kembali Covid-19, pemerintah melakukan penggeseran hari libur.
Pemerintah menggeser hari libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi 20 Oktober 2021. Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipasi munculnya kasus baru Covid-19. “Sebagai antisipasi munculnya kasus baru Covid-19, hari libur Maulid Nabi digeser 20 Oktober 2021,” tegas Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta, Sabtu (9/10/2021).
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan penggeseran hari libur Maulid Nabi 2021 bukan tanpa alasan. Ketetapan tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk muhasabah diri.
Maulid Nabi menjadi salah satu momen yang tepat untuk muhasabah diri. Artinya, perayaan maulid bukan hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi, dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Melainkan, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang meningkatkan ‘gizi’ spiritual, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang ia bawa. Menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi SAW adalah sebagai upaya untuk mengenal keteladanan Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Tercatat dalam sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Inti dari peringatan maulid ini, yaitu momen mengingat, mengatur kembali tentang kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Ini yang dimaksud sebagai ajang muhasabah dan perbaikan ‘gizi’ spritual untuk lebih mencintai dan meneladani Rasulullah.
Terkadang selama ini kita terus berjalan, tanpa mau mengikuti amalan-amalan dan perkataan-perkataan Rasulullah. Dengan adanya momen semacam ini, satu hikmah paling besar, kita jadikan muhasabah cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani dan menjalankan sunahnya.

Shollu ala nabi Muhammad……!