Oleh : Bapak Ahmad Saiful Anam, S.Pd
Gotong royong adalah warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai yang patut kita Jaga dan budayakan. Di dalam gotong royong, terkandung nilai-nilai luhur yang wajib dijaga dan terus diterapkan dalam kehidupan masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Setiap tugas dijalankan secara kolaboratif, tanpa memandang hierarki seseorang, tetapi lebih menitikberatkan pada kontribusi aktif masyarakat dalam kegiatan sosial. Gotong royong bukanlah praktik baru di Indonesia, dan bukan hanya terbatas pada satu wilayah tertentu, melainkan telah meresap ke seluruh penjuru tanah air.(Anggorowati & Sarmini, 2015). Gotong royong juga merupakan suatu nilai dasar yang terkandung dalam dasar hukum negara Indonesia (Pancasila) sila ke 3, yakni persatuan Indonesia. Dimana masyarakat Indonesa selalu menerapkan budaya gotong royong untuk mempererat rasa persatuan. Bahkan, Soekarno menggabungkan seluruh prinsip Pancasila dalam satu nilai tunggal: “gotong royong,” yang sering disebut sebagai Ekasila. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya Gotong Royong bagi Bangsa Indonesia sehingga bisa mengantarkan kepada kemerdekaan.
Tapi belakangan ini tanpa disadari nilai-nilai budaya gotong royong yang sebagai ciri khas dari bangsa Indonesia mulai memudar. Banyak dari generasi bangsa sekarang sudah mulai melupakan akan pentingnya budaya gotong royong akan tetapi generasi muda sekarang cenderung hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Lewat secarik tulisan ini penulis ingin mengajak bagi kita semua, mari kita pupuk kembali budaya gotong royong yang merupakan kunci dari kemerdekaan bangsa ini dimulai dari diri kita sendiri atau di lingkungan terkecil kita. Kalua saat ini kita berprofesi sebagai pendidik mari kita ajarkan bagi anak didik kita untuk membudayakan gotong royong dari hal yang terkecil seperti halnya Piket kelas, membersihkan lingkungan sekolah ataupun yang lainnya. Berangkat dari hal kecil yakinlah suatu saat akan berdampak besar bagi kita semua. Penulis teringat peribahasa jawa “ saiyeg seka praya” yang mempunyai arti pentingnya bergotong royong. Sebelum mengakhiri pembahasan ini penulis mempunyai pantun :
Buah mangga buah kedondong
Dimakan bibi sampai kenyang
Siapa suka bergotong royong Hidup aman hati pun tenang