Imam Ibrohim Al Muqoddisi berwasiat pada muridnya yaitu Abbas bin Abdud Dayim Rohimahumulloh. “Perbanyaklah membaca Al Qur’anul Karim. Jangan pernah engkau meninggalkannya karena kemudahan tercapainya tujuan dan cita-citamu tergantung seberapa banyak bacaan Qur’anmu.”
Diterangkan bahwa malaikat tidak diberi fadilah membaca Al Quran. Maka malaikat sangat ingin mendapatkan fadilah tersebut, dengan mendengarkan bacaan Quran dari kalangan manusia. Hal tersebut karena bacaan Al Quran, merupakan kemulyaan yang hanya Alloh berikan kepada manusia.
Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang sangat istimewa. Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Salah satu keistimewaannya adalah ia mampu memberikan syafaat kepada pembacanya. Oleh sebab itu, Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an agar kelak mendapatkan syafaat Al-Qur’an, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ Ihya’ al-Turats al-Arabi, tt, juz 1, hal. 553).
Hadis ini diperkuat oleh hadis Nabi yang menyatakan bahwa kelak (di hari kiamat) Al-Qur’an akan datang memohon secara langsung kepada Tuhannya agar menganugerahkan kepada pembacanya sebuah mahkota kemuliaan. Kemuliaan ini tidak dapatkan oleh seseorang kecuali bagi yang gemar dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Nabi bersabda.
“Kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan datang, seraya memohon kepada Tuhannya: ‘Wahai Tuhan, pakaikanlah kepadanya (pembaca Al-Qur’an)!’ Kemudian ia dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian ia memohon kembali, ‘Wahai Tuhan, tambahkanlah!’ Kemudian dipakaikan pakaian kemuliaan. Kemudian ia memohon lagi, ‘ Wahai Tuhan, ridhailah dia!’ Kemudian Allah pun meridhainya. Maka ia berkata: bacalah dan naiklah. Sebab setiap satu ayat akan dilipatkan satu kebaikan.” (Imam Turmudzi, Sunan Turmudzi, Mesir: Mustafa al-Halabi, tt. juz V, hal. 178).
Dari kedua hadis di atas dapat dipahami bahwa kebenaran syafaat Al-Qur’an kelak di hari kiamat memang nyata dan tidak terbantahkan. Meskipun demikian, untuk mendapatkan syafaat Al-Qur’an, seseorang harus memiliki hati yang terikat kuat dengan Al-Qur’an, menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, pemimpin, dan pedoman dalam hidupnya. Tapi, apabila Al-Qur’an hanya dijadikan penghias dinding dan lemari, tidak diamalkan isi kandungannya, maka ia akan menarik pemilik dan pembacanya ke dalam kobaran api neraka. Sebab Al-Qur’an memiliki dua dimensi dan fungsi yang berbeda dalam waktu yang sama; memberi syafaat atau melaknat. (red)